, ,

ASN di Bengkulu yang Injak Al-Qur’an Minta Maaf dan Mengaku Salah

oleh -96 Dilihat

 Langsa – ASN di Bengkulu mendadak menjadi sorotan publik setelah sebuah video yang memperlihatkannya menginjak Al-Qur’an beredar luas di media sosial. Tindakan tersebut langsung menuai gelombang kemarahan dan kecaman dari masyarakat, ulama, hingga tokoh publik.

Namun kini, sang ASN akhirnya muncul ke publik, meminta maaf, dan mengakui kesalahannya secara terbuka.


Video yang Memicu Amarah

ASN di Bengkulu
ASN di Bengkulu

Baca Juga : Nyamar Jadi Jaksa, Oknum ASN Way Kanan Tertangkap Jadi Makelar Kasus di Sumsel

Video berdurasi singkat itu menunjukkan sosok pria yang mengenakan seragam ASN menginjak kitab suci Al-Qur’an dengan satu kaki. Tidak ada suara dalam video tersebut, namun ekspresi dan gestur pelaku jelas memancing emosi banyak orang. Netizen langsung ramai menuntut agar pelaku dikenakan sanksi tegas, baik secara hukum maupun administratif.


Permintaan Maaf Terbuka: “Saya Menyesal”

Melalui konferensi pers yang difasilitasi oleh pemerintah daerah, ASN berinisial RA akhirnya angkat bicara.

“Saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh umat Islam, kepada masyarakat Bengkulu, dan kepada institusi tempat saya bekerja. Apa yang saya lakukan adalah bentuk kekhilafan yang sangat saya sesali,” ujar RA dengan suara bergetar.

RA juga menyebut bahwa tindakannya dilakukan dalam kondisi emosi dan tanpa kesadaran penuh atas akibatnya.


Sanksi Menanti

Pemerintah Provinsi Bengkulu melalui Badan Kepegawaian Daerah (BKD) menyatakan bahwa ASN tersebut telah diberhentikan sementara dan sedang dalam proses pemeriksaan oleh inspektorat.

Kepala BKD Bengkulu menyampaikan:

“Kami tidak menoleransi tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai keagamaan dan etika. Proses disipliner sedang berjalan, dan keputusan akhir akan mengacu pada PP No. 94 Tahun 2021 tentang Disiplin PNS.”

Di sisi lain, aparat kepolisian juga telah turun tangan dengan memanggil RA untuk dimintai keterangan. Dugaan penistaan agama menjadi salah satu pasal yang tengah dikaji dalam penyelidikan.


Respons Masyarakat dan Tokoh Agama

Respons publik tak kalah tegas. Banyak tokoh agama yang menyarankan agar proses hukum tetap berjalan meski pelaku sudah meminta maaf. Namun ada juga suara yang meminta agar masyarakat tidak main hakim sendiri.

KH. Ahmad Zainuddin, tokoh ulama di Bengkulu, menyatakan:

“Kami kecewa, marah, namun kami juga diajarkan untuk mengedepankan proses hukum dan memberi ruang bagi pelaku untuk bertobat.”


Refleksi: Ketika Emosi Mengalahkan Akal

Peristiwa ini menjadi pengingat keras bahwa seorang ASN, sebagai pelayan publik, wajib menjaga perilaku, baik di dunia nyata maupun di ruang digital. Dalam era viral seperti sekarang, satu tindakan sembrono bisa berdampak luas—bahkan merusak karier dan nama baik seumur hidup.


Kesimpulan: Maaf Diterima, Tapi Konsekuensi Tetap Ada

RA mungkin telah minta maaf, dan itu langkah penting. Namun hukum dan etika tetap berjalan. Ini bukan sekadar pelanggaran pribadi, tapi juga soal menjaga kehormatan simbol keagamaan yang sangat dijunjung tinggi.

Skintific

No More Posts Available.

No more pages to load.