, ,

Das Paulinum Dari Reruntuhan Menuju Kebangkitan Kembali – Simbol Sejarah, Pendidikan, dan Rekonsiliasi di Leipzig

oleh -56 Dilihat
Ein halbes Jahrhundert nach der Sprengung ihres Vorgaengerbaus ist die neue Leipziger Universitaetskirche Sankt Pauli am Sonntag (03.12.17) feierlich geweiht worden (Foto: Einzug der Liturgen mit der Vasa sacra, inklusive der Kerze, die unmittelbar vor der Sprengung der alten Paulinerkirche geborgen wurde). An dem Festgottesdienst dazu nahmen unter anderen Sachsens evangelischer Landesbischof Carsten Rentzing und Landtagspraesident Matthias Roessler (CDU) teil. Die neue Aula und Universitaetskirche ist der Nachfolgebau der im Mai 1968 auf Anweisung des SED-Regimes gesprengten Hochschulkirche St. Pauli. Nach langen Diskussionen um die Mehrfachnutzung heisst der moderne Neubau laut Hochschule offiziell "Paulinum - Aula und Universitaetskirche St. Pauli". (Siehe epd-Meldung vom 03.12.17)

Langsa – Das Paulinum Di jantung kota Leipzig, berdiri megah sebuah bangunan yang sarat makna sejarah, arsitektur, dan semangat kebangkitan: Das Paulinum – Aula und Universitätskirche St. Pauli. Bangunan ini bukan hanya simbol Universitas Leipzig, tetapi juga lambang perjalanan panjang rakyat Jerman dalam menghadapi masa lalu, menghargai warisan budaya, dan membangun kembali identitas setelah masa kelam.

Kisah Das Paulinum adalah kisah tentang kehancuran dan kebangkitan kembali — dari penghancuran gereja tua St. Pauli oleh rezim komunis Jerman Timur, hingga kebangkitannya kembali sebagai simbol perdamaian, pendidikan, dan spiritualitas di abad ke-21.


Asal-Usul: Gereja St. Pauli dan Universitas Leipzig

Das Paulinum
Das Paulinum

Baca Juga : Modus Eks Bupati Pesawaran Korupsi Proyek SPAM Rp 8,2 M

Untuk memahami makna Paulinum, kita harus kembali ke masa lalu. Gereja St. Pauli, atau dikenal sebagai Paulinerkirche, didirikan pada abad ke-13 oleh Ordo Dominikan. Gereja ini menjadi bagian integral dari Universitas Leipzig sejak universitas itu berdiri pada tahun 1409, menjadikannya salah satu gereja universitas tertua di Eropa.

Selama berabad-abad, Paulinerkirche menjadi pusat kehidupan akademik dan spiritual di Leipzig. Di sinilah upacara kelulusan, perayaan ilmiah, dan misa universitas digelar. Banyak tokoh besar Jerman, termasuk Johann Sebastian Bach, Gottfried Wilhelm Leibniz, dan Johann Wolfgang von Goethe, memiliki hubungan erat dengan lingkungan universitas dan tradisi yang berakar dari tempat ini.


Tragedi 1968: Penghancuran Paulinerkirche

Namun sejarah Paulinerkirche berubah drastis pada masa pemerintahan Jerman Timur (GDR). Pada 30 Mei 1968, rezim komunis yang berkuasa memutuskan untuk meratakan Gereja St. Pauli dengan dinamit.

 Namun bagi banyak warga Leipzig, tindakan itu adalah penghinaan terhadap sejarah dan identitas kota.

Ratusan warga, mahasiswa, dan dosen Universitas Leipzig menentang keputusan tersebut, tetapi protes mereka dibungkam oleh pemerintah. Dalam hitungan detik, bangunan bersejarah yang telah berdiri selama tujuh abad runtuh menjadi debu.

Momen itu meninggalkan luka mendalam di hati masyarakat Leipzig. Foto-foto reruntuhan gereja menjadi simbol kehilangan spiritual dan budaya di bawah kekuasaan politik yang represif.


Dari Reruntuhan ke Harapan Baru

Pertanyaannya tidak mudah dijawab.

Setelah melalui diskusi panjang selama bertahun-tahun, akhirnya disepakati untuk membangun Das Paulinum — sebuah bangunan baru yang menggabungkan fungsi aula universitas dengan elemen simbolik gereja lama.


Arsitektur Paulinum: Antara Masa Lalu dan Masa Kini

Ia menciptakan karya yang menghormati bentuk asli Gereja St. Pauli, namun dengan sentuhan modern yang mencerminkan semangat akademik masa kini.

Skintific

No More Posts Available.

No more pages to load.