Langsa – Jalur Binjai Langsa Di atas bentang panjang tanah Sumatra bagian utara, satu garis lurus mulai digambar ulang dalam sejarah infrastruktur Indonesia. Jalan Tol Binjai–Langsa, yang melintasi dua provinsi dan menghubungkan dua kota strategis, kini resmi masuk ke dalam daftar 50 Proyek Strategis Nasional (PSN) era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Tak hanya soal aspal dan beton, proyek ini adalah soal keterhubungan — antara pusat dan pinggiran, antara kecepatan dan pemerataan, antara janji dan realisasi.
Dari Binjai ke Langsa: Lebih dari Sekadar Jalan
Proyek Tol Binjai–Langsa membentang sepanjang ~110 km, melewati Provinsi Sumatra Utara hingga Aceh.
Bagi masyarakat setempat, ini bukan sekadar mempercepat perjalanan — tapi membuka jalan bagi investasi, logistik, pariwisata, dan mobilitas tenaga kerja.
Dulu Janji, Kini Masuk PSN Resmi
Baca Juga : Hendri Tewas Ditikam Usai Cekcok dengan Keluarga Mantan Istrinya
Proyek ini sempat digagas di era pemerintahan sebelumnya, namun baru diakselerasi penuh setelah masuk daftar 50 Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diprioritaskan era Prabowo.
Kementerian PUPR memastikan bahwa proyek ini bukan hanya sekadar masuk daftar — tapi benar-benar akan jalan.
Apa Makna Strategisnya?
1. Konektivitas Aceh–Sumut Lebih Nyata
Jalan ini akan menjadi jalur penting dalam koridor barat Sumatra, menghubungkan pusat-pusat ekonomi baru di Aceh dan Sumatra Utara.
Tantangan di Depan Mata
Seperti proyek-proyek besar lainnya, pembangunan Tol Binjai–Langsa tidak lepas dari tantangan:
-
Pengadaan lahan, terutama di wilayah yang masih kuat dengan tanah adat atau kepemilikan turun-temurun
-
Konsistensi anggaran dan politik, karena keberlanjutan proyek ini sangat tergantung pada komitmen lintas kementerian dan lembaga.
Era Prabowo, Era Konektivitas Lintas Batas
Dalam beberapa tahun ke depan, wajah transportasi Sumatra akan berubah. Jalan-jalan seperti Binjai–Langsa tak lagi jadi jalur sepi dengan truk-truk tua, tapi koridor cepat yang mengalirkan ekonomi antarwilayah.
Jalan tol ini bukan sekadar beton panjang yang memotong ladang dan kampung — ini adalah simbol dari janji negara untuk hadir lebih dekat ke rakyatnya.
